“HEBAT KARENA TAAT”
Edisi 012
|
|
|
|
|
|
23 NOVEMBER 2012 /
Th. I
|
|
09
Muharram 1434 H
|
|
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, “Semoga kiranya kita mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar”
(Al-Qashash [28]:79)
Dari
zaman dahulu hingga sekarang, kriteria kehebatan seseorang, masyarakat, bahkan
negara, lebih sering diukur dari aspek materi dan kekuasaan. Mereka yang
hartanya berlimpah dipandang memiliki kehebatan. Inilah yang Allah Swt,
abadikan dalam firman-Nya diatas.
Cara
pandang seperti itu mendorong manusia untuk belomba-lomba meraih kekayaan
sebanyak-banyaknya dan kekuasaan sekuat-kuatnya. Jabatan atau pekerjaan yang
manjanjikan, harta belimpah menjadi dambaan. Sehingga sekolah berprospek secara ekonomi pun menjadi
rebutan.
Kehebatan Semu
Dengan
materi orang memang mudah mencukupi
kebutuhan hidupnya. Bahkan dengan materi
berlimpah ia bisa membeli dan melakukan apa saja. Figur semacam
Christina Onasis, selebrity muda yang konon cantik dan berharta triliyunan
rupiah, mungkin menjadi impian orang. Pergaulannya dengan para selebrity dunia,
yang menikmati hidup dari pesta ke pesta, mungkin menjadi idaman banyak orang.
Namun
benarkah harta berlimpah itu dapat membahagiakan dan menyelamatkan hidupnya?
Ternyata kenyataannya tak seindah yang dibayangkan. Dia berkali-kali gagal
membangun dan mempertahankan keluarganya. Diantaranya bahkan ada yang cuma
bertahan beberapa bulan saja.
Setelah
tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dengan gaya hidup mewah, ia juga mencoba
bergaya hidup miskin. Perkawinan berikutnya dengan pria Rusia mengharuskannya
tinggal di sebuah rumah dengan dua kamar tanpa pembantu, sesuai peraturan
pemerintah komunis saat itu.
Namun
dengan hidup seperti itu ia juga tak mendapatkan kebahagiaan. Sampai-sampai ia
mengatakan, “Aku adalah wanita terkaya di dunia tetapi aku juga wanita yang
paling sengsara.” Tak tahan dengan keadaan hidupnya, ia pun mengakhirinya
dengan bunuh diri.
Betapa
sengsaranya kehidupan orang-orang yang dianggap hebat itu, namun masih saja
banyak orang yang mamandang kehebatan itu karena faktor duniawi tersebut.
Padahal Allah Swt, telah menegaskan bahwa kehebatan itu adalah karena ilmu,
iman dan amal shalih. Ketiga hal ini merupakan cermin ketaatan yang sempurna.
Firman Alllah Swt :
Berkatalah orang-orang yang
dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besar bagimu, pahala Allah adalah lebih baik
bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang
sabar” (QS. Al-Qashash [28] : 80)
Maka,
jika umat Islam ingin maju dan bisa menyelamatkan dunia, mereka harus
memperbaiki cara pandangnya, mereka harus bertobat seperti tobatnya kaum yang
diabadikan Allah dalam firman-nya :
“Dan jadilah orang-orang yang
kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki
dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang
mengingkari (nikmat Allah)”. (QS.
Al-Qashash [28] : 82)
Orang
hidup ini memang membutuhkan materi yang berkecukupan. Bila kebutuhan makan,
sandang dan papan saja tak terpenuhi, tentu akan menyulitkan. Namun secara
hakiki materi jelas bukan tujuan hidup
manusia.
Menyadarkan
kebahagiaan semata-mata pada materi
hanya seperti mengejar bayangan.
Sebuah masyarakatan yang menjadikan materi sebagai ladasan hidup, pasti
akan kecewa dan hancur berantakan. Potret kehidupan Christina Onasis tersebut
di atas bisa dijadikan pelajaran.
Rasulullah
Muhammad Saw, memimpin sebuah umat yang unggul dan hebat. Mereka memiliki
pengaruh besar dalam sejarah umat manusia yang dapat dirasakan kehebatannya
hingga saat ini. Rasulullah Saw juga memperhatikan aspek-aspek duniawi di atas.
Beliau mengatur ekonomi, menyebarkan ilmu dan juga menyiapkan umat bersiap
menghadapi ancaman peperangan. Namun ukuran utama yang hakiki dari
keunggulan umat di generasi pertama
adalah kemampuannya menyebar kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf
nahi munkar). Umat yang demikian itu memiliki ketakwaan hebat dan persaudaraan
yang kuat.
Jika
saat ini kita menikmati Islam, itu adalah jasa generasi umat terdahulu yang
rela berdakwah sampai ke ujung dunia. Mereka mampu menawarkan ajaran ini karena
mereka memiliki keunggulan dan keagungan.
Sumber Kehebatan
Sumber hakiki keagungan dan keunggulan itu adalah
Alah Swt, kalau pun ada makhluk yang memiliki keagungan dan keunggulan, itu
tiada lain merupakan pemberan dari Allah Swt. Manusia pada mulanya tidak ada.
Dialah yang Maha Pencipta manusia. Dia pula yang memeliharanya. Jika seorang
menyombongkan diri dengan keunggulannya, maka itu sama saja dengan
mengaku-ngaku milik Allah Swt. Mestinya ia bersyukur karena telah diberi atau
dipinjami keagungan dari-Nya.
Manusia
diberi potensi jasad. Jasad yang kuat
bisa digunakan untuk bekerja dan berkarya. Namun jasad yang lemah akan
sakit-sakitan dan tak berdaya. Umat yang kuat jasadnya, bisa saja mengalahkan
umat lainnya yang lemah.
Juga
ada potensi akal. Kalau potensi jasad juga diberikan pada hewan, dengan akalnya
manusia bisa jauh lebih unggul dari hewan yang tekuat sekali pun. Meski gajah
besar dan kuat, namun masih kalah dengan mausia karena akalnya. Maka gajah tunduk dan dapat dikuasai manusia.
Keberhasilan
manusia yang satu dengan lainnya di era ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
ini, ditentukan oleh kemampuannya menggunakan akalnya. Bangsa yang menguasai
iptek, lebih mampu mendayagunakan sumber daya alamnya secara optimal. Meski
negaranya kurang subur, sumberdaya itu bisa diolah sehingga makmur. Sedangkan
bangsa yang tak menguasai iptek, meski alamnya subur tapi tak kunjung makmur
karena tak mampu mengeksplorasi sendiri. Menurut pandangan ekonomi melalui
faktor produksi, sumber daya alam hanya menyumbang 20 persen dari nilai
produksi, sisanya 80 persen adalah teknologi, sumber daya manusia (skill) dan
ilmu pengetahuan.
Namun
dari berbagai potensi untuk meraih keunggulan dan keagungan itu, ada satu
potensi pokok, yaitu fitrah bertauhid. Inilah yang sebenarnya menjadi landasan
keunggulan dan keangungan. Berbagai keunggulan jasad, akal, hanya akan mencapai
keangungan yang sebenarnya jika dilandasi dengan iman.
Keunggulan Iman
Iman
inilah landasan dari kualitas yang hakiki. Yaitu menyambungkan kehidupannya
dengan Allah Swt. Lemahnya iman akan membuat pangkal munculnya segala problema.
Bahkan meski umat itu memiliki keunggulan jasad dan keagungan akalnya, tapi
bila lemah iman, ia bisa terjerumus dalam bencana. Apalagi kalau memang lemah
segalanya, tentu akan jadi bulan-bulanan umat lain. Bahkan di negerinya sendiri
akan menjadi asing karena terjajah.
Saat
kondisi sulit secara ekonomi, lemahnya iman akan membuat umat berbuat nekat,
Kedengkian sosial tumbuh dan berakibat pada munculnya berbagai kerusuhan
sosial. Saat kaya, jika lemah iman juga akan membuat umat lupa diri dan
berfoya-foya. Hal ini juga berakibat kerusakan. Problema ini antara lain karena
keterputusan seseorang dengan Tuhannya.
Sehingga solusi dasarnya adalah menyambungkannya dengan Allah. Dan iman adalah
kabel penyambung itu.
Keunggulan Ukhuwah
Potensi
akan bisa tumbuh jika ada persudaraan. Hindari sikap ta’ashub (hanya mementingkan golongannya
saja). Ta’ashub akan menyebabkan potensi saling berbenturan. Umat akan mudah
diadu domba oleh para musuhnya. Bahkan tanpa kehadiran musuh sekali pun, umat
akan terkotak-kotak dan saling memangsa. Bagaimana mau menyelamatkan dunia
kalau secara internal umat dalam keadaan seperti itu?
Persaudaraan
menjadi hal yang penting untuk menumbuhkan potensi itu. Dengan persaudaraan
akan ada tolong menolong. Akan ada saling mengisi. Dan lebih dari itu
persaudaraan dalam iman akan mengundang pertolongan Allah Swt.
Hanya ilmu, iman dan amal shaleh
yang akan menjadikan bekal untuk
kehidupan kita yang abadi (Al-Qashash [28] : 80), dengan kita berilmu, iman akan lebih sempurna, yang
bermuara pada perbuatan amal shaleh.
Wallahu a’lam bish shawab. (Edisi 012,
ZD Lubis)
SUSUNAN REDAKSI
Pelindung : Sutrisman, Bc.IP, SH
Ketua : Maulana Lutfianto Amd IP SH.
Wakil Ketua : David Anderson Amd IP SH.
Bendahara : Masrialdi
Team Redaksi : Eddy Junaedi, ZD Lubis, Ridwan M. Thayib
Editor : Heri Fadrianto M. Ag
Alamat : Jl. Trans Tembesi – Barelang B A T A M Kepulauan Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.